Keluarga, Wanita

Teruntuk Saudariku Muslimah



Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya dan para pengikutnya.

Era globalisasi, tetapi ada juga yang menyebutnya era modernisasi, era persamaan, kemajuan dll. Sebuah era yang oleh sebagian orang dipandang sebagai zaman kemajuan dan kebebasan, kemajuan dan kebebasan dalam segala hal, tanpa batas, tanpa penghalang dan tanpa aturan. Tidak pria tidak wanita semua berlomba-lomba ‘meramaikan’ era yang marak dengan persaingan ini. Sehingga bukan pemandangan aneh jika di zaman ini banyak kita temui kaum wanita dan kaum pria saling berlalu-lalang di mana-mana, di mall-mall, di jalan-jalan, di pasar-pasar, tempat-tempat umum dll.

Tidak hanya itu, bahkan kaum wanita mulai berlomba-lomba menunjukkan eksistensinya dengan banyak berkiprah dalam berbagai bidang, terkadang bidang-bidang yang sebenarnya hanya dapat dikerjakan oleh kemampuan dan kekuatan kaum pria pun digeluti juga! Akan tetapi bukan ini yang akan menjadi pembahasan sekarang. Namun sebuah fenomena yang merupakan dampak dari era yang katanya era modernisasi dan kebebasan, tentunya dampak terhadap wanita-wanita muslimah di zaman ini.

Islam dengan kesempurnaan syari’atnya telah memuliakan wanita dengan memberikan aturan-aturan demi kemuliaan wanita itu sendiri dan mendudukkan wanita dengan kedudukan terhormat. Akan tetapi sebuah fenomena yang memilukan dan menyesakkan dada, dengan berdalih modernisasi dan kebebasan banyak kaum wanita(baca:muslimah) yang mulai menanggalkan rasa malunya. Sekarang, nyaris di mana-mana banyak kita jumpai wanita-wanita dari kalangan kaum muslimin yang menggampangkan dalam masalah menutup aurat. Mereka berlomba-lomba memamerkan aurat mereka, bertabaruj atau berhias untuk dipamerkan di hadapan laki-laki non mahram, memakai pakaian yang memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh dan menampakkan area-area ‘terlarang’ dan meniru pakaian wanita-wanita kufar dan fasiq.

Sebagaimana telah kita sadari bersama bahwa fenomena-fenomena tersebut merupakan salah satu sumber fitnah dan akar dari berbagai masalah yang muncul di tengah-tengah masyarakat seperti pelecehan seksual, zina , broken home dan lainnya. Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab: 59)

Tidak mengherankan jika di dalam sabdanya Rasulallah shalallahu ‘alaihi wasallam memberikan ancaman yang begitu mengerikan bagi setiap wanita yang enggan menutup auratnya dengan sempurna (berpakaian tetapi telanjang), beliau bersabda,

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat:  Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)

Ketika seorang wanita mau berpakaian dengan benar, maka akan terjaga kemuliaan dan kehormatannya sebagaimana Allah sebutkan dalam surat al Ahzab ayat 59 di atas. Selain itu kemungkinan diganggu laki-laki yang suka jahil dapat terminimalisir dikarenakan mereka merasa segan dengan wanita yang menutup aurat dengan sempurna dan menjaga dirinya.

Syaikh bin Baz mengatakan : “Sesungguhnya wanita muslimah mempunyai kedudukan yang sangat tinggi di dalam Islam dan pengaruh yang begitu besar di dalam kehidupan setiap Muslim. Dialah sekolah pertama di dalam membangun masyarakat yang shalih jika ia berjalan sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” [Majmu Fatawa, jilid 3, halaman 348]. Benar! Seorang ibu pada dasarnya adalah guru sekaligus teladan bagi anak-anaknya. Jika anak-anak tersebut dididik oleh ibu yang baik dan shalih, maka ketika mereka tumbuh dewasa niscaya akan  menjadi pribadi yang baik dan shalih juga  sebagaimana ibunya. Di mana ketika anak-anak tersebut  telah dewasa mereka akan memainkan peran yang penting dalam masyarakat. Akan tetapi sebaliknya, jika madrasah pertamanya rusak kira-kira bagaimanakah anak hasil didikannya???  Dan bagaimanakah akibatnya bagi masyarakat jika mereka tumbuh dewasa dalam keadaan demikian???

Semoga bermanfaat, Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulallah serta keluarga dan sahabatnya.

Nasehat singkat untuk saudariku ditulis 25 Safar1432 H (29 Januari 2011)

Abu & Ummu Zakariya

Artikel: http://www.thaybah.or.id / www.ukhuwahislamiah.com

2 tanggapan untuk “Teruntuk Saudariku Muslimah”

Tinggalkan komentar